15-11-2014
Hujan cukup deras mengguyur atap genting rumah dan seluruh
permukaan kala sore ini.
Aku coba untuk sekedar membuka pesan yang tak pernah lagi ku
buka setelah sekian lama hanya ku biarkan saja tak pernah ku sentuh. HP ini
memang hanya ku gunakan untuk sekedar media social. Ya.. untuk bersosialisasi
dengan model jaman sekarang yang sebelumnya menjadi mediaku dengan mu. Dulu.
Ku tarik ke atas jariku untuk melihat-lihat pesan-pesan
lama. Namun, ku rasa itu sudah tak penting lagi untuk terus ku simpan. Aku
mulai memilih tab option kemudian mark multiple items. Mark All. Delete. Sekitar 808 pesan yang dapat terhapus. Namun, ternyata masih ada 5000an pesan
yang masih tersimpan.
Ku buka lagi folder inbox hpku dan, betapa terkejut dan
mirisnya saat aku menyadari bahwa semua kenangan itu masih tersimpan. dengan
perlahan aku tarik jariku ke atas lagi dan sisa-sisa kenangan itu masih
tersimpan banyak. Senyum. Diam. Sayu. Kesal. Lemah. Ingin sekali aku teriak
saat ini, meluapkan semua kekesalan yang masih terpendam dan tertahan selama
ini.
Entahlah, aku pikir aku sudah dan sangat sudah mampu move
on. Ku pikir aku sudah lolos untuk itu. Namun, kurasa masih ada rasa kesal dan
benci yang harusnya bisa aku padamkan.
Yang membuatku semakin sakit adalah kenapa selalu pada
tanggal yang sama dengan hari itu. Selalu dan selalu 15 yang membawaku kembali
terkenang pada masa lalu. Masa yang harusnya bisa ku kenang dengan senyum bukan
kekecewaan dan penyesalan. Ingin saja aku luapkan perasaan ini. Namun, dengan
apa? teriak-teriak seperti orang gila dan mengundang banyak perhatian kepadaku?
memukul semua yang ada dihadapanku? yang teramat ingin aku pukul adalah diriku
sendiri. Mengapa aku terlalu bodoh untuk membencinya? untuk apa? aku bahkan
sudah tak peduli denganmu.
Aku benci dengan semua isi pesan singkatmu yang dulu
membuatku jengkel dan kini aku membencinya karna aku masih dapat melihatnya.
Aku pernah menghapusnya berkali-kali, entah mengapa masih saja ada sisa-sisa
kenangan itu.
hahh… untuk menulis ini pun hatiku berkecamuk. Bahkan aku
menekan tiap-tiap abjad keyboard ini dengan keras. Aku benci kenangan itu. Bahkan
jika suatu saat nanti aku bertemu denganmu aku tak menjamin aku bisa menyapamu
dengan senyuman. Bukan sakit karena hal itu, yang ku benci adalah aku benci pernah
menaruh harap padamu.
Untukmu kenangan 15-ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar